Kamis, 21 November 2013

Guitar's Girl

Bagaimana rasanyasatah hati? Sakit. Apalagi jika sudah menjalin hubungan berbulan-bulan.
Menangis bukan jalan, karena tangis tidak akan mengembalikannya seperti semula.

Seorang pemuda kini tengah berdiam sendiri di sebuah kursi yang terletak disamping danau. Sebut saja, Dicky Prasetyo. Sebulan yang lalu, Dicky baru putusdengan kekasihnya. Mereka putus karena Diva akan dijodohkan dengan orang lainpilihan orang tuanya.

Setiap sore Dicky selalu mendatangi tempat itu hanya untuk berdiam diri. Entahkenapa, sejak putus dengan Diva, Dicky menjadi pendiam. Tak ada lagi Dicky yangceria, yang bawel, yang jail.

Saat Dicky sedang memutar-mutar hapenya (?), datang seorang gadis cantik sambilmembawa gitarnya. Gadis itu langsung duduk di samping Dicky. Jemarinya mulaimemetik satu per satu senar gitarnya.

Rasakan
Duniaku yang semakin meredup

Yang sirna dalam kegelapan
Hilang dan tak akan kembali

Goreskan
Tinta hitam yang kian
mencengkeram

Bisikan kata yang kau ucapkan
Berbekas dalam ingatan

Reff :
Segala rasa yang telah hilang
Tak akan sirna dalam kesunyian
Lukaku menorehkan kebencian

Setelah menyanyikan sebuah lagu, gadis itu berdiri dan berlalu pergi.Sebelumnya, ia meninggalkan sesuatu disamping Dicky.

Selama gadis itu bernyanyi, Dicky sama sekali tak bergemin. Bahkan untukmenengok saja tidak. Apalagi bertanya?

Dirasanya sudah bosan, Dicky hendak meninggalkan tempat itu. Namun, tak sengajasaat Dicky ingin berdiri, tangannya menyentuh sesuatu. Diliriknya sekilas.

Garis senyuman terlukis dibibirnya. "Yuppy-Keep Smile" ucap Dickysambil mengambil benda itu yang ternyata Yuppy. Permen kesukaannya. Diatasnyaterdapat kertas bertuliskan 'Keep Smile'

Dicky langsung membawanya pulang. Tak ada rasa keingin tahuannya tentangdatangnya sebungkus yuppy itu.

*******
Pagi ini tak ada perubahan sama sekali. Dicky masih tetap pendiam. Fira, sangadik, masih memaklumi hal itu. Padahal sebenarnya ia rindu kejailan kakaknya.

Disekolahnya, tak ada yang berbeda. Jika sedang mengikuti kegiatan belajarmengajar, Dicky seperti siswa kebanyakan. Tetapi jika sudah waktunyaberistirahat, Dicky kembali menjadi Dicky yang pendiam.

"Kapan gue bisa move on" gumam Dicky. Dan lagi, gadis yangmenghampiri Dicky kemarin, menghampiri Dicky kembali.

Kali ini Dicky melihat gadis itu. Namun, tidak membuatnya kepo, karena tempatitu memang tempat umum. Jadi, siapapun boleh kesana.

Tett... Tett... Tett...
Bel pertanda masuk sudah berbunyi. Dicky memutuskan untuk kembali ke kelasnya.Baru saja ingin melangkah, Dicky mendapati boneka kesukaannya.

"Stich. Show must go on" bacanya pada sebuah kertas yang tertempeldiboneka itu. Senyum kecil menghiasi bibirnya.

*******
Seminggu berlalu. Setiap hari Dicky bertemu dengan gadis itu. Dan setiap Dickyingin kembali pulang, Ia selalu mendapatkan sesuatu yang berbeda-beda. Mulaidari makanan, minuman, atau barang-barang kesukaannya. Dan itu semua selalu iabawa pulang.

Perlahan namun pasti, Dicky tak lagi pendiam. Sesekali ia bercanda dengan Fira.Dan itu semua membuat keingin tahuannya tentang 'Mysterious things' dan'Guitar`s Girl' itu muncul.

Sore ini Dicky berniat menanyai gadis itu. Seperti biasanya, Dicky dudukdikursi di samping danau.

Seperti perkiraan Dicky, gadis itu kembali datang dengan gitar yang sama. Dickyburu-buru menunjukkan ekspresi yang sama seperti sebelum-sebelumnya ketikagadis itu mulai bernyanyi.

Tak butuh waktu lama, gadis itu sudah selesai bernyanyi. "Loe maukemana?" tanya Dicky sambil memegang pergelangan tangan gadis itu. Taklupa sebungkus yuppy sudah tersedia di samping Dicky.

"Emm.. Anu.. Itu.. G..gue.." gadis itu mulai panik.

Dicky mengambil yuppy yang ada di sampingnya, lalu menarik tangan gadis ituagar duduk kembali. "Duduk"

"Loe sebenarnya siapa sih? Terus maksud loe apa coba tiap hari ninggalinbarang atau makanan kesukaan gue setelah loe nyanyi, terus pergi?"

"Gue Aira. Tujuan gue supaya loe terhibur. Gue gak mau lihat loe sedihterus. Gue mau loe move on"

"Hh.. Emang sebelumnya kita kenal? Darimana loe tau kalau gue galau?"

Aira mulai berdiri. Digenggamnya gitar kesayangannya dengan kuat. "Guetau, karena gue peduli sama loe. Dan mungkin loe emang udah lupa sama gue kaliya? Ck.. Gue sadar kok, gue ini siapa. Sekian"

Aira langsung berlari. Dicky yang mengetahuinya hanya melihatnya. Tidak adapencegahan. Dicky hanya dapat mencerna kata-kata terakhir yang diucapkan Aira.

"Aira itu siapa ya? Apa temen lama gue? Duh.. Kok gue jadi pelupa ya"

Dilupakan itu lebih menyakitkan daripada perpisahan.

*******
Brakk.. Brukk.. Brakk..
Ketika sampai dirumah, Dicky langsung mengobrak-abrik semua barang-barangmiliknya. Barang kali ada sesuatu yang dapat mengingatkannya tentang Aira.

"Duhh.. Kak Dicky, kenapa semua diberantakin?" dumel Fira. Memang,semenjak Dicky 'galau', Firalah yang selalu merapikan kamar Dicky jika Dickymemberantakannya.

"Kakaklagi cari sesuatu. Mending kamu bantuin kakak deh, Ra" kata Dicky sambiltetap membuka satu per satu laci meja miliknya.

"Cari apa?" tanya Fira menghampiri Dicky

"Sesuatu. Apa kek gitu"

"Sesuatu apa? Kak Dicky kalau minta bantuan itu yang jelas dong"kesal Fira lalu duduk diatas tempat tidur Dicky.

Tak ada sahutan lagi dari Dicky. Dicky sibuk membolak-bolikkan buku albumperpisahan SMP yang ia temukan dilemari khusus buku-bukunya.
Tangannya berhenti ketika mendapati nama Aira. Tapi kenapa mukanya berbeda?

"Kak Dicky.. Tau nggak?" tanya Fira. Dicky langsung menatap Fira."Apa?"

"Kak Aira udah balik ke Indonesia". Alis mata Dicky terangkat.

"Aira cinta pertama kakak?"

"Ya iyalah. Emangnya Kak Aira siapa lagi yang Fira kenal?"

"Tapi kok nggak nemuin kakak?"

"Dih.. Emang kakak siapa? Pengen banget ya ditemuin Kak Aira"

Dicky langsung memanyunkan bibirnya. "Hahaha.. Gak usah manyun-manyungitu. Jelek tau :p siapa bilang kak Aira gak nemuin kakak? Orang tiap malamBBM'an sama aku bilangnya nemuin kak Dicky"

"Nemuin kakak? Kapan?", Fira mengangkat kedua bahunya.

Tiba-tiba BB Fira berbunyi. Fira langsung menatap Dicky setelah membacanya."Kak Dicky buat kak Aira nangis ya?"

"Ha? Buat nangis? Ketemu aja belum"

"Tapi barusan Kak Aira BBM'in aku, katanya 'Sakit ya kalau dilupain.Ternyata kakak kamu nggak inget sama sekali sama kakak' gitu"

Dicky mulai mengingat kejadian yang ia alami hari ini. Apa mungkin Aira yangsetiap hari menghampirinya adalah Aira cinta pertamanya? Pikir Dicky. Airacinta pertamanya memang cantik. Tetapi Aira yang tadi, memiliki wajah yanglebih cantik.

Sesegera Dicky pergi kesebuah tempat. Tempat dimana dulu sering ia kunjungidengan Aira.

"Kak Dicky... Aaa.. Tuh kannn.. Gak diberesin lagi" teriak Fira.

SKIP

Kini Dicky telah sampai disebuah bukit. Pandangannya tertuju kesegala arah.Matanya mendelik, dilihatnya gadis yang pernah mengisi hari-harinya dulu,sedang bernyanyi dengan gitarnya.

Pertama kali bertemu
Ku selalu ingat dirimu
Meski hanya dalam angan
Kau selalu terbayang
Engganku melupakanmu
Karena ku mencintaimu
Meski hanya dalam mimpi
Hiasi tidurku
Hanya dirimu kasih
Buatku bahagia
Meski kau telah berdua
Ku kan menanti
Hadirmu selalu
Membuatku tabah tuk menjalani
semua... derita
Meski kau telah berdua dan
belalu
Namun ku kan berdoa...
selamanya
Untukmu
Senyummu selalu terbayang
Hiasi indah hariku
Meski terkadang
Perih menusuk kalbu
Hanya harap dan doa
Moga engkau bahagia
Lagu ini tercipta
Hanya untukmu... sayang

Prok.. Prok.. Prok..
Aira yang terkejut langsung menoleh ke arah sumber suara itu. "Ngapain loekesini?" tanya Aira

"Suka-suka gue dong. Ini kan tempat umum" jawab Dicky enteng lalu dudukdi samping Aira

"Ya gue tau itu. Terus ngapain loe duduk di samping gue? Kita kenal?"

"Dih.. Jutek amat neng. Loe Aira, mantan cinta pertama gue yang duluputusin gue cuma gara-gara mau ikut orang tuanya pindah ke Bali"

"Loe yakin, Aira yang loe maksud itu gue?"

"Yakin lah"

"Kenapa bisa seyakin itu?"

"Tatap mata gue!" perintah Dicky. Bukannya menatap Dicky, Aira malahmenundukkan wajahnya. "Gue nyuruhnya tatap gue. Bukan nunduk"

Aira sama sekali tak bergeming. Karena kesal, Dicky langsung menarik wajah Airaagar menatapnya. Kini Aira menatap Dicky, tetapi matanya terpejam.

"Buka Mata!", Aira menggeleng. "Gue bilang buka mata" kataDicky sambil meniup mata Aira.

"Buka mata atau gue cium?" ancam Dicky. Dengan perlahan, Aira membukamatanya.

"Loe gak bisa bohongin gue Aira. Tatapan mata loe masih sama kayak dulu.Gue harap hati loe juga masih sama. Maaf kalau gue lupa. Sebenernya gue gaklupa. Mana mungkin gue lupain cinta pertama gue? Tapi loe yang sekarang beda.Loe makin cantik. Gue aja sampai lupa. Lupa dengan wajah loe, bukan kepribadianloe." ucap Dicky dengan lirih

Perlahan Dicky menurunkan tangannya dari wajah Aira. "Ohya, makasih buatlagu yang tiap hari loe nyanyiin buat semangatin gue. Semua pemberianloe." kata Dicky (lagi). Aira mengangguk.

"Loe gak kangen gue ya?" dengan PDnya, Dicky bertanya seperti itu.

"Kangen sih. Pengennya waktu sampai jakarta langsung meluk loe. Ehh..Ternyata loe nya malah depresi karna cinta" ledek Aira

"Haha.. Sekarang udah nggak kok. Masih mau meluk nggak?"

"Emm.. Gimana ya?" goda Aira sambil menopang dagunya danmengetuk-etukkan telunjuknya pada gitar yang ia pangku.

"Udah, tinggal bilang iya aja. Sini peluk aku" ucap Dicky lalumerentangkan tangannya. Kini mereka sudah menggunakan aku-kamu.

"Ihh.. Apadeh. Nih peluk gitar aku aja. Wle~ Dicky habis sembuh jadi lebayya. PD akut lagi. Hii.."

"Ngledek nih. Aku kan maunya peluk kamu", Dicky langsungmenyingkirkan gitar Aira dan memeluk Aira dari samping.

"Aaaa... Dickyyyyy" teriak Aira. Mereka larut dalam candaan. SekarangDicky menyadari bahwa masih banyak yang bisa ia kejar daripada harus berdiamdiri cuma gara-gara putus cinta.

END

Maaf kalau gak sebagus yg lain. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar