Bagaimana rasanyasatah hati? Sakit. Apalagi jika sudah menjalin hubungan berbulan-bulan.
Menangis bukan jalan, karena tangis tidak akan mengembalikannya seperti semula.
Seorang
pemuda kini tengah berdiam sendiri di sebuah kursi yang terletak
disamping danau. Sebut saja, Dicky Prasetyo. Sebulan yang lalu, Dicky
baru putusdengan kekasihnya. Mereka putus karena Diva akan dijodohkan
dengan orang lainpilihan orang tuanya.
Setiap sore Dicky selalu
mendatangi tempat itu hanya untuk berdiam diri. Entahkenapa, sejak putus
dengan Diva, Dicky menjadi pendiam. Tak ada lagi Dicky yangceria, yang
bawel, yang jail.
Saat Dicky sedang memutar-mutar hapenya (?),
datang seorang gadis cantik sambilmembawa gitarnya. Gadis itu langsung
duduk di samping Dicky. Jemarinya mulaimemetik satu per satu senar
gitarnya.
Rasakan
Duniaku yang semakin meredup
Yang sirna dalam kegelapan
Hilang dan tak akan kembali
Goreskan
Tinta hitam yang kian
mencengkeram
Bisikan kata yang kau ucapkan
Berbekas dalam ingatan
Reff :
Segala rasa yang telah hilang
Tak akan sirna dalam kesunyian
Lukaku menorehkan kebencian
Setelah menyanyikan sebuah lagu, gadis itu berdiri dan berlalu pergi.Sebelumnya, ia meninggalkan sesuatu disamping Dicky.
Selama gadis itu bernyanyi, Dicky sama sekali tak bergemin. Bahkan untukmenengok saja tidak. Apalagi bertanya?
Dirasanya
sudah bosan, Dicky hendak meninggalkan tempat itu. Namun, tak
sengajasaat Dicky ingin berdiri, tangannya menyentuh sesuatu. Diliriknya
sekilas.
Garis senyuman terlukis dibibirnya. "Yuppy-Keep Smile"
ucap Dickysambil mengambil benda itu yang ternyata Yuppy. Permen
kesukaannya. Diatasnyaterdapat kertas bertuliskan 'Keep Smile'
Dicky langsung membawanya pulang. Tak ada rasa keingin tahuannya tentangdatangnya sebungkus yuppy itu.
*******
Pagi
ini tak ada perubahan sama sekali. Dicky masih tetap pendiam. Fira,
sangadik, masih memaklumi hal itu. Padahal sebenarnya ia rindu kejailan
kakaknya.
Disekolahnya, tak ada yang berbeda. Jika sedang
mengikuti kegiatan belajarmengajar, Dicky seperti siswa kebanyakan.
Tetapi jika sudah waktunyaberistirahat, Dicky kembali menjadi Dicky yang
pendiam.
"Kapan gue bisa move on" gumam Dicky. Dan lagi, gadis yangmenghampiri Dicky kemarin, menghampiri Dicky kembali.
Kali
ini Dicky melihat gadis itu. Namun, tidak membuatnya kepo, karena
tempatitu memang tempat umum. Jadi, siapapun boleh kesana.
Tett... Tett... Tett...
Bel
pertanda masuk sudah berbunyi. Dicky memutuskan untuk kembali ke
kelasnya.Baru saja ingin melangkah, Dicky mendapati boneka kesukaannya.
"Stich. Show must go on" bacanya pada sebuah kertas yang tertempeldiboneka itu. Senyum kecil menghiasi bibirnya.
*******
Seminggu
berlalu. Setiap hari Dicky bertemu dengan gadis itu. Dan setiap
Dickyingin kembali pulang, Ia selalu mendapatkan sesuatu yang
berbeda-beda. Mulaidari makanan, minuman, atau barang-barang
kesukaannya. Dan itu semua selalu iabawa pulang.
Perlahan namun
pasti, Dicky tak lagi pendiam. Sesekali ia bercanda dengan Fira.Dan itu
semua membuat keingin tahuannya tentang 'Mysterious things' dan'Guitar`s
Girl' itu muncul.
Sore ini Dicky berniat menanyai gadis itu. Seperti biasanya, Dicky dudukdikursi di samping danau.
Seperti
perkiraan Dicky, gadis itu kembali datang dengan gitar yang sama.
Dickyburu-buru menunjukkan ekspresi yang sama seperti sebelum-sebelumnya
ketikagadis itu mulai bernyanyi.
Tak butuh waktu lama, gadis
itu sudah selesai bernyanyi. "Loe maukemana?" tanya Dicky sambil
memegang pergelangan tangan gadis itu. Taklupa sebungkus yuppy sudah
tersedia di samping Dicky.
"Emm.. Anu.. Itu.. G..gue.." gadis itu mulai panik.
Dicky mengambil yuppy yang ada di sampingnya, lalu menarik tangan gadis ituagar duduk kembali. "Duduk"
"Loe
sebenarnya siapa sih? Terus maksud loe apa coba tiap hari
ninggalinbarang atau makanan kesukaan gue setelah loe nyanyi, terus
pergi?"
"Gue Aira. Tujuan gue supaya loe terhibur. Gue gak mau lihat loe sedihterus. Gue mau loe move on"
"Hh.. Emang sebelumnya kita kenal? Darimana loe tau kalau gue galau?"
Aira
mulai berdiri. Digenggamnya gitar kesayangannya dengan kuat. "Guetau,
karena gue peduli sama loe. Dan mungkin loe emang udah lupa sama gue
kaliya? Ck.. Gue sadar kok, gue ini siapa. Sekian"
Aira langsung
berlari. Dicky yang mengetahuinya hanya melihatnya. Tidak
adapencegahan. Dicky hanya dapat mencerna kata-kata terakhir yang
diucapkan Aira.
"Aira itu siapa ya? Apa temen lama gue? Duh.. Kok gue jadi pelupa ya"
Dilupakan itu lebih menyakitkan daripada perpisahan.
*******
Brakk.. Brukk.. Brakk..
Ketika
sampai dirumah, Dicky langsung mengobrak-abrik semua
barang-barangmiliknya. Barang kali ada sesuatu yang dapat
mengingatkannya tentang Aira.
"Duhh.. Kak Dicky, kenapa semua
diberantakin?" dumel Fira. Memang,semenjak Dicky 'galau', Firalah yang
selalu merapikan kamar Dicky jika Dickymemberantakannya.
"Kakaklagi cari sesuatu. Mending kamu bantuin kakak deh, Ra" kata Dicky sambiltetap membuka satu per satu laci meja miliknya.
"Cari apa?" tanya Fira menghampiri Dicky
"Sesuatu. Apa kek gitu"
"Sesuatu apa? Kak Dicky kalau minta bantuan itu yang jelas dong"kesal Fira lalu duduk diatas tempat tidur Dicky.
Tak
ada sahutan lagi dari Dicky. Dicky sibuk membolak-bolikkan buku
albumperpisahan SMP yang ia temukan dilemari khusus buku-bukunya.
Tangannya berhenti ketika mendapati nama Aira. Tapi kenapa mukanya berbeda?
"Kak Dicky.. Tau nggak?" tanya Fira. Dicky langsung menatap Fira."Apa?"
"Kak Aira udah balik ke Indonesia". Alis mata Dicky terangkat.
"Aira cinta pertama kakak?"
"Ya iyalah. Emangnya Kak Aira siapa lagi yang Fira kenal?"
"Tapi kok nggak nemuin kakak?"
"Dih.. Emang kakak siapa? Pengen banget ya ditemuin Kak Aira"
Dicky
langsung memanyunkan bibirnya. "Hahaha.. Gak usah manyun-manyungitu.
Jelek tau :p siapa bilang kak Aira gak nemuin kakak? Orang tiap
malamBBM'an sama aku bilangnya nemuin kak Dicky"
"Nemuin kakak? Kapan?", Fira mengangkat kedua bahunya.
Tiba-tiba BB Fira berbunyi. Fira langsung menatap Dicky setelah membacanya."Kak Dicky buat kak Aira nangis ya?"
"Ha? Buat nangis? Ketemu aja belum"
"Tapi
barusan Kak Aira BBM'in aku, katanya 'Sakit ya kalau dilupain.Ternyata
kakak kamu nggak inget sama sekali sama kakak' gitu"
Dicky mulai
mengingat kejadian yang ia alami hari ini. Apa mungkin Aira yangsetiap
hari menghampirinya adalah Aira cinta pertamanya? Pikir Dicky. Airacinta
pertamanya memang cantik. Tetapi Aira yang tadi, memiliki wajah
yanglebih cantik.
Sesegera Dicky pergi kesebuah tempat. Tempat dimana dulu sering ia kunjungidengan Aira.
"Kak Dicky... Aaa.. Tuh kannn.. Gak diberesin lagi" teriak Fira.
SKIP
Kini
Dicky telah sampai disebuah bukit. Pandangannya tertuju kesegala
arah.Matanya mendelik, dilihatnya gadis yang pernah mengisi hari-harinya
dulu,sedang bernyanyi dengan gitarnya.
Pertama kali bertemu
Ku selalu ingat dirimu
Meski hanya dalam angan
Kau selalu terbayang
Engganku melupakanmu
Karena ku mencintaimu
Meski hanya dalam mimpi
Hiasi tidurku
Hanya dirimu kasih
Buatku bahagia
Meski kau telah berdua
Ku kan menanti
Hadirmu selalu
Membuatku tabah tuk menjalani
semua... derita
Meski kau telah berdua dan
belalu
Namun ku kan berdoa...
selamanya
Untukmu
Senyummu selalu terbayang
Hiasi indah hariku
Meski terkadang
Perih menusuk kalbu
Hanya harap dan doa
Moga engkau bahagia
Lagu ini tercipta
Hanya untukmu... sayang
Prok.. Prok.. Prok..
Aira yang terkejut langsung menoleh ke arah sumber suara itu. "Ngapain loekesini?" tanya Aira
"Suka-suka gue dong. Ini kan tempat umum" jawab Dicky enteng lalu dudukdi samping Aira
"Ya gue tau itu. Terus ngapain loe duduk di samping gue? Kita kenal?"
"Dih..
Jutek amat neng. Loe Aira, mantan cinta pertama gue yang duluputusin
gue cuma gara-gara mau ikut orang tuanya pindah ke Bali"
"Loe yakin, Aira yang loe maksud itu gue?"
"Yakin lah"
"Kenapa bisa seyakin itu?"
"Tatap
mata gue!" perintah Dicky. Bukannya menatap Dicky, Aira
malahmenundukkan wajahnya. "Gue nyuruhnya tatap gue. Bukan nunduk"
Aira
sama sekali tak bergeming. Karena kesal, Dicky langsung menarik wajah
Airaagar menatapnya. Kini Aira menatap Dicky, tetapi matanya terpejam.
"Buka Mata!", Aira menggeleng. "Gue bilang buka mata" kataDicky sambil meniup mata Aira.
"Buka mata atau gue cium?" ancam Dicky. Dengan perlahan, Aira membukamatanya.
"Loe
gak bisa bohongin gue Aira. Tatapan mata loe masih sama kayak dulu.Gue
harap hati loe juga masih sama. Maaf kalau gue lupa. Sebenernya gue
gaklupa. Mana mungkin gue lupain cinta pertama gue? Tapi loe yang
sekarang beda.Loe makin cantik. Gue aja sampai lupa. Lupa dengan wajah
loe, bukan kepribadianloe." ucap Dicky dengan lirih
Perlahan
Dicky menurunkan tangannya dari wajah Aira. "Ohya, makasih buatlagu yang
tiap hari loe nyanyiin buat semangatin gue. Semua pemberianloe." kata
Dicky (lagi). Aira mengangguk.
"Loe gak kangen gue ya?" dengan PDnya, Dicky bertanya seperti itu.
"Kangen sih. Pengennya waktu sampai jakarta langsung meluk loe. Ehh..Ternyata loe nya malah depresi karna cinta" ledek Aira
"Haha.. Sekarang udah nggak kok. Masih mau meluk nggak?"
"Emm.. Gimana ya?" goda Aira sambil menopang dagunya danmengetuk-etukkan telunjuknya pada gitar yang ia pangku.
"Udah, tinggal bilang iya aja. Sini peluk aku" ucap Dicky lalumerentangkan tangannya. Kini mereka sudah menggunakan aku-kamu.
"Ihh.. Apadeh. Nih peluk gitar aku aja. Wle~ Dicky habis sembuh jadi lebayya. PD akut lagi. Hii.."
"Ngledek nih. Aku kan maunya peluk kamu", Dicky langsungmenyingkirkan gitar Aira dan memeluk Aira dari samping.
"Aaaa...
Dickyyyyy" teriak Aira. Mereka larut dalam candaan. SekarangDicky
menyadari bahwa masih banyak yang bisa ia kejar daripada harus
berdiamdiri cuma gara-gara putus cinta.
END
Maaf kalau gak sebagus yg lain. :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar