Kamis, 21 November 2013

Topeng | Cerpen (DH)

(nama kamu), gadis manis nan imut ini sedang mengikuti jam pagi-nya. Padahaldia sama sekali tidak menyukai dosen yang mengajar. Matanya sibuk memperhatikanjarinya yang menggoreskan pensil disebuah kertas kosong. Tangan kirinya, diagunakan untuk menopang dagunya.

PLUKK.. Sebuah kertas berbentuk bola melayang bebas di udara dan langsung jatuhdibelakang sang dosen yang sedang menulis di whiteboard. Sang dosen melihat kebelakang. Diambilnya kertas itu dan membukanya dengan wajah tanpa ekspresi.

"Siapa yang melempar kertas ini?" tanyanya lalu menatap satu per satumuridnya. Seorang pemuda yang duduk tak jauh dari (nama kamu) mengangkat tangandengan beraninya.

"Kamu yang melempar kertas ini, Bisma?". Bisma mengangguk pelan. Takada rasa takut sedikitpun dihati Bisma.

"Itupun yang nyuruh dia, Pak!" kata Bisma sambil menunjuk (namakamu).

(nama kamu) tersentak kaget. Dilepasnya pensil yang sedari tadi dia gunakanuntuk menggambar. Tatapannya beralih menuju Bisma. "Bukan, Pak! Saya nggakpernah nyuruh Bisma buat ngelempar kertas itu. Orang dari tadi saya dengerinpenjelasan bapak"

"Saya tidak mau tau. Siapa yang berani membuat ribut pada saat pelajaransaya, maka dia harus di hukum. Dan buat kalian berdua, keluar sampai jam matapelajaran saya selesai."

"Tapi pak, saya kan nggak salah. Masak saya ikut keluar juga?" protes(nama kamu). Sedangkan Bisma dengan santai nya keluar kelas. Tak ada respondari sang dosen. Dengan sangat amat terpaksa, (nama kamu) pun mengikuti Bisma.

Sesampainya diluar, terlihat Bisma berjalan menuju kantin tanpa ada bebansedikitpun. Telapak tangannya pun dia masukkan ke dalam saku jaketnya.

"Mau loe itu apa sih? Selalu aja cari masalah sama gue." tanya (namakamu) sambil mensejajari langkah Bisma.

"Keluar kelas"

"Cuma itu doang? Kenapa harus bawa-bawa nama gue segala? Kalau cuma maukeluar kan gampang, tinggal ijin ke toilet atau apa gitu"

"Bukannya loe juga nggak suka sama dosen itu ya? Ngapain juga protes?Harusnya loe itu terimakasih sama gue karna udah bebasin loe dari dosentadi"

"Gue emang gak suka sama dosen itu. Tapi gue bukan loe. Gue masihngehargain tuh dosen. Nggak kayak loe, diterangin malah pakai handset, gilirandisuruh keluar bukannya protes atau apa malah main nyelonong"

Mereka sama-sama menghentikan langkah masing-masing. "What Ever!"kata Bisma kemudian melajukan kakinya kembali.

"Ihh... Bisma nyebelin~ " teriak (nama kamu) sambilmenghentak-hentakkan kakinya. Tiba-tiba ponsel disaku-nya bergetar.

Dilihatnya layar ponsel itu sebentar. Pandangannya juga mengarahkesekelilingnya. "Datang nggak ya? Kalau iya, berarti gue harus naiktaksi. Kalau nggak, gue ngapain di sini? Ikut Bisma? No! No! No!
Yaudahlah gue datang aja" kata (nama kamu) pelan lalu memasukkanponsel-nya kembali.

***
Sepulang dari kampus, Bisma memutuskan untuk pergi ketempat yang belum pernahdia kunjungi. Tempat dimana banyak anak-anak muda yang bergerak sesuai denganirama musik yang diputar.

Bisma memicingkan matanya. Rasa penasarannya muncul ketika melihat seoranggadis memakai topeng sedang menunjukkan aksinya dalam streetdance tersebut.

"Kayak pernah lihat orangnya, tapi dimana ya? Postur tubuhnya juga nggakasing." batin Bisma. Kemudian Bisma mendekati segerombolan anak-anak itu.Ternyata dari segerombolan anak-anak itu, ada seseorang yang mengenal Bisma.

"Bisma Karisma. It's you? Apa kabar?" tanya orang itu, sebut sajaReza. Bisma nampak terdiam. "Loe lupa sama gue? Gue Reza. Temen dance diWanna Be. Wah.. Parah loe, mentang-mentang sudah jadi BBoy, terus lupaingue"

Bisma tertawa kecil. "Sorry! Sorry! Maklum udah setahun nggak nge-dance diWanna Be lagi. Ohya, loe udah lama gabung distreetdance kayak gini?"

"Lumayan lah, kurang lebih 10bulan."

"Berarti loe tau dong, siapa cewek yang lagi nge-dance itu? Kenapa diapakai topeng?"

"Tau. Tapi sorry, bukannya gue nggak mau kasih tau loe. Tapi dia mintabuat ngerahasiain identitasnya. Kalau loe mau tau, tanya aja langsung samaorang nya"

"Nggak asyik loe. Gue aja belum kenal dia, masak tiba-tiba nanya siapadia."

"Ya kenalan dong."

"Caranya?"

"Emm... Gimana kalau loe ajak battle aja. Dia sebenarnya juga BGirl. Tapisayang, kemampuan breakdance-nya cuma dia pake kadang-kadang. Selebihnya cumahip hop."

Bisma mengangguk, "Okey". Kemudian Bisma berjalan ke area dance.Gadis itu menghentikan aksi dance-nya. Dia sudah tau bahwa Bisma akanmenantangnya battle dance.

"Gue nantang loe cuma dibidang breakdance, bukan yang lain. Okeygirl?"

"Okey. Siapa takut."

Musik yang tadinya tidak terlalu nge-beat. Kini berubah menjadi lebih beat.Gadis itu mulai menunjukkan aksinya. Mulai dari Toprocks, power move, bahkanheadspin dan diakhiri dengan sebuah freeze.


Bisma berdecak kagum melihatnya. Karena baginya, jarangsekali ada perempuan yang bisa melakukan gerakan yang bisa dikatakan sulit bilayang melakukannya adalah perempuan.

Setelah lawannya selesai menunjukkan kebolehan. Kini giliran Bisma yangmenunjukkan kebolehannya. Disela Bisma dance, sebenarnya rasa penasaran itumasih ada. Dorongan itulah yang membuat Bisma mendekati gadis itu, namun masihtetap dengan gaya dance-nya, lalu membuka paksa topeng itu.

Clingg... Sayang sekali, karna tiba-tiba lampu diatas disamping mereka menyala.Cahaya memang cukup menyilaukan. Hal itu tidak disia-sia kan oleh gadistersebut. Ia langsung berlari keluar area dan membiarkan Bisma yang masihberdiri disana dengan memegang topengnya.

Tentu saja, hal itu membuat kesal Bisma. Sedikit lagi rasa penasarannya akanterjawab. Tapi sayang, dia masih harus menyimpan rasa penasarannya itu.

***
Hari telah berlalu. Sore ini Bisma kembali mengunjungi tempat streetdance.Tujuannya hanya ingin menemui gadis yang kemarin. Kepala nya bergerak kekanan-kiri untuk mencari gadis tersebut. Tapi tak kunjung ia temukan.

Drrtt... Drtt.. Drrtt... Sebuah getaran memecah konsentrasinya. Awalnya Bismamengira itu hanya sebuah pesan masuk. Tapi perkiraannya itu mungkin meleset,karena getaran itu tak kunjung berhenti. Atau memang banyak pesan yang masuk keponselnya?

Dengan kesal Bisma mengambil ponselnya. Dan benar saja, sebuah panggilanmasuklah yang dari tadi mengganggunya. "Hallo. Kenapa, Raf?" tanyaBisma sambil menempelkan ponsel ditelinga kanannya.

"Bis, loe mau ikutan pesta nggak? Di Bar Om gue lagi ada pesta, ada DJcewek juga."

"Tumben Om loe ngundang DJ cewek? Okelah, gue on the way kesana."

PIP. Bisma menekan tombol merah di ponselnya. Dan sekali lagi, Bisma harusmemendam penasarannya kembali.

Bisma mengendarai motor FU-nya dengan kecepatan kencang. Jika dilihat darijauh, mungkin saja orang-orang mengira bahwa Bisma adalah seorang pembalap.

***
Sesampainya ditempat tujuan, Bisma memarkirkan motornya. Kemudian berlari kecilmemasuki tempat itu. Ternyata sudah banyak orang mendatangi tempat itu, padahalhari belum terlalu gelap.

Bisma sangat kesusahan mencari Rafael. Walaupun di luar masih lumayang terang,tetapi didalam bar suasana menjadi gelap ditambah dengan dentuman musik yangmenggebu-gebu.

"Rafael mana yah?" gumamnya sambil menggaruk-garuk tengkuk lehernya.

"Woy! Nyariin gue pasti?" ucap seseorang dibelakang Bisma sesaatsetelah menepuk punggung Bisma. Siapa lagi kalau bukan Rafael.

Bisma sempat kaget, "Nah itu loe tau. Mana DJ cewek yang loe maksud?"

"Baru nyampe juga udah nanyain tuh DJ. Haha..
Noh, orangnya lagi nge-DJ" jawab Rafael sambil menunjuk orang tersebut.

Mata Bisma menjadi melotot ketika melihat gadis yang di tunjuk Rafael."Dia orangnya?" heran Bisma. Rafael mengangguk.

Bisma semakin dibuat penasaran. Bagaimana tidak? Kalau gadis yang di maksudRafael adalah gadis yang sama seperti yang dia ajak battle kemarin. Bahkantopengnya pun juga sama. Padahal topeng yang kemarin masih berada ditanganBisma.

"Kenapa dia pakai topeng? Emangnya ini pesta topeng apa?"

Rafael mengangkat kedua bahunya. "Entahlah, katanya dia nggak mauidentitasnya dikenali banyak orang. Biarin lah, mendingan kita have fun. Ataujangan-jangan loe tertarik sama gadis itu?"

"Kalau iya kenapa? Gue pengen kesana trus buka topeng-nya. Penasaranbanget gue"

"Et.. Et.." Rafael mencekal tangan Bisma yang hendak menghampirigadis itu. "Sabar bro~ Jangan sekarang! Ntar aja kalau dia udah selesaingerjain tugasnya. Kalau sampai kacau, gue yang bakal kena omel sama Om gue"

"Hufft.. Baiklah" untuk yang ketiga kalinya Bisma harus menahan rasapenasarannya. Keduanya langsung duduk disalah satu sofa yang tak jauh dari sangDJ. Sedari tadi mata Bisma hanya mengamati DJ yang sedang asyik memutartombol-tombol didepannya sambil tangan kirinya memegang handset yang senantiasamenutupi telinganya.

Bosan. Sudah pasti. Sebenarnya Bisma jarang ketempat seperti itu. Dia hanyadatang ketika stress melanda. Tapi kali ini, dia tidak sedang dalam kondisistress, jadi dia tidak menikmati suasana di Bar. Bahkan sesekali matanyaterpejam. Padahal musik berbunyi sangat keras disekelilingnya.

"Yee.. Ini anak malah tidur. Perasaan tempatnya ramai banget deh.."gumam Rafael yang baru saja kembali dari toilet.

"Bangun! Bangun Woy!" teriak Rafael sambil menepuk-nepuk kedua pipiBisma. Bisma terbangun dengan keadaan bingung.

"Loh, Raf? Kok DJ-nya udah ganti? DJ yang tadi mana?" tanya Bismabertubi-tubi.

"Baru aja keluar"

"Aelah.. Kenapa nggak kasih tau gue?" protes Bisma lalu beranjak darisofa tersebut dan berlari menuju pintu keluar. Sedangkan kini giliran Rafaelyang nampak kebingungan dengan tingkah laku Bisma.
Bisma berlari menuju pintu keluar. Matanya mengedar kesekelilingnya ketika sudah sampai diluar. Namun, seketika pandangannya beralihpada seorang perempuan yang sedang berjalan menuju mobil (maybe) miliknya. Ditangan perempuan itu ada sebuah topeng yang sama dengan yang ada dibenak Bisma.

Langsung saja Bisma menghampiri perempuan itu dan menepuk pelan bahunya.Perempuan itu berbalik menatap Bisma. "(nama kamu)" pekik Bisma.

"Loe ngapain jam segini disini? Dan kenapa topeng itu ada di Loe?"tanya Bisma to the point.

(nama kamu) tampak sedang berfikir. Dia tak mungkin mengatakan yang sebenarnyapada Bisma.

"Emm... Gue disini... Gue disini ngapain ya? Sorry, Bis, gue buru-buru.Bye!". (nama kamu) tak ingin Bisma mengetahui semuanya, alhasil (namakamu) pun mengalihkan pembicaraan agar dapat terhindar dari Bisma.

Bisma hanya terdiam dengan kedua tangan yang berkacak pinggang menatap punggung(nama kamu) yang semakin menjauh. Seolah-olah lupa dengan tujuan awalnyamenghampiri (nama kamu).

"Astaga!" Bisma menepuk keningnya. "Gue kan mau nanya dia,kenapa gue biarin pergi! Argh.. Pasti dia udah pulang" gerutu Bisma sambilmenendang kerikil di depannya.

***
Pagi ini (nama kamu) merasa matanya sedang tidak bisa diajak kompromi. Sedaritadi kelopak matanya selalu ingin turun. Seolah tak membiarkan pemiliknya untukmengikuti pelajaran dengan sempurna. Sesekali kepala (nama kamu) menundukperlahan ketika kantuk melanda. Kemudian (nama kamu) mengangkat kembalikepalanya sambil memperhatikan dosen yang tengah mengajar. Dan itu secaraberulang-ulang. Sampai akhirnya dia tertidur ketika dosen sedang menjelaskan.

Sang dosen yang melihat (nama kamu), berjalan menghampirinya dan berdiri tepatdisampingnya.

"(nama kamu)" panggil sang dosen. Tak ada respon. Bahkan ketika sangdosen mengulangi kembali ucapannya, tak ada lagi respon yang dia dapat.

Karena kesal, sang dosen menepuk punggung (nama kamu) sampai terbangun.

(nama kamu) menatap sekelilingnya. Hampir semua teman-temannyamemperhatikannya. Dilihatnya juga sang dosen tengah bersedap disampingnya.

"Maaf, Buk!" katanya pelan.

"Kenapa tidur dikelas, (nama kamu)? Memangnya tadi malam kurang puastidurnya?"

"Dia nggak tidur, Buk! Orang jam 01.00 aja masih di-BAR" Sahut Bismasambil memutar-mutar bolpoin-nya dan menekan kata di akhir kalimatnya.

"Di Bar? Kamu ngapain disana (nama kamu)?"

"Paling habis dugem, Buk. Atau nemenin Om-Om kali." sahut Bisma(lagi). Bahkan dia tidak memberi kesempatan pada (nama kamu) untuk menjawabpertanyaan sang dosen.

"Nggak, Buk! Bisma fitnah. Saya gak pernah seperti itu" protes (namakamu).

"Bohong, Buk! Tadi malam sehabis saya pulang dari rumah temen, saya lihatdia di depan Bar kok, Buk!"

"Halah! Ngaku aja" ucap Bisma dengan gaya santainya. Sepertinya anakini memang suka sekali membuat darah (nama kamu) naik sampai puncak tertinggi.

"Loe sebenernya ada masalah apa sih sama gue? Selalu aja loe fitnah gue.Nuduh gue yang gue gak lakuin sama sekali. Kalau loe benci gue bilang aja.Jangan kayak gini caranya. BANCI tau nggak!" amarah (nama kamu) kepadaBisma. Matanya melirik sinis kearah Bisma. Sedangkan Bisma, hanya terlihat biasa-biasasaja.

"Ibu nggak tau masalah kalian. Lebih baik selesaikan masalah kaliansetelah pelajaran ini. Dan buat kamu (nama kamu), lebih baik cuci muka agartidak mengantuk lagi" lerai sang dosen.

"Nggak, Buk. Saya udah nggak ngantuk, gara-gara CURUT itu"

Bisma melirik sekilas ke arah (nama kamu). Tak ada penyesalan sedikitpundiwajahnya.

***
Setelah pelajaran usai, (nama kamu) langsung meninggalkan ruang kelas. Bahkan,Reina, sahabatnya, sampai kebingungan mencari nya.

"Gue cari-cari ternyata loe disini?" tanya Reina ketika melihat (namakamu) sedang duduk sendirian di tangga. Didepan tangga tersebut terhampar danauluas yang tenang. Tempat itu juga sedikit sepi. Sehingga cocok untuk merenungatau menyendiri.

Reina duduk disamping (nama kamu). Dilihatnya (nama kamu) sedang menangis."Loe kenapa? Cerita sama gue"

"Kenapa sih.. Hiks.. Bisma itu selalu cari masalah sama gue.. Hiks..Kemarin dia buat gue nggak bisa ikut pelajaran Tn.George, sekarang dia bilangyang gak bener. Belum lagi kejadian-kejadian sebelumnya. Hiks.. Hiks... Guesalah apa sama dia?"

Reina terdiam. Jujur, dia juga tidak tau kenapa Bisma melakukan hal itu pada(nama kamu).

"Dia nggak tau masalah gue. Hiks.. Hiks.. Sekarang gue harus gimana?"

"(nama kamu), sebenarnya gue juga nggak tau kenapa Bisma kayak gitu. Tapi,emangnya loe bener tadi malam ke Bar?". (nama kamu) mengangguk.

"Ngapain?"

"Loe kan tau sendiri, dari SMA gue suka mencoba sesuatu hal yang baru danmenurut gue mengasyikan. Itu juga karna gue nggak mau mengulang kejadian waktuSMP. Saat itu, temen-temen sekelas nggak ada yang peduli sama gue. Maka sejakitu gue cari kesibukan, supaya gue gak ngerasa sendiri. Tapi di SMA, gue ketemuloe. Orang yang selama ini mengerti gue. Gue seneng. Tapi gue juga nggak bisa ninggalindunia gue.
Gue pakai topeng juga biar nggak ketahuan sama orang tua gue. Mereka selalusibuk. Tapi ketika denger tentang gue yang nggak-nggak, seakan-akan merekanggak nyadar kalau mereka juga menjadi alasan gue seperti itu.
Kemarin ada orang nawarin gue jadi DJ. Wow! Itu hal baru. Yaudah gue ambil.Ehh.. Waktu pulang Bisma nyamperin gue"

"Ngapain nyamperin loe?"

"Entahlah. Tapi gue di sana nggak ngapa-ngapain. Gue cuma DJ doang, habisitu pulang."

"Hahaha.. Iya gue percaya kok. Kesannya gue kayak Bisma aja. Kita kansahabatan udah lama. So, gue juga udah tau gimana sifat loe"

Tiba-tiba Bisma berdiri dihadapan mereka sambil memegang sebatang coklat.Mungkin dibenak (nama kamu) sudah membatin, kenapa Bisma selalu ada dimanapundia berada.

"Mau ngapain loe?" tanya (nama kamu) dengan ketus.

"Maaf!"

"Ngapain minta maaf? Tumben. Loe habis kejedot pintu dimana?"

Reina hanya dapat melihat kearah dua orang yang berbeda di hadapannya itu."Emm... Gue pergi dulu ya? Kalian selesaiin dulu masalah kalian berduabaik-baik. Jangan berantem mulu. Daa..."

"Rei, nggak asyik loe!" kesal (nama kamu).

(nama kamu) hendak beranjak meninggalkan tempat tersebut. Tapi, sebuah tanganmencekal pergelangannya.

"Mau apa lagi sih?"

"Maafin gue!"

"Ngapain minta maaf? Kemarin-kemarin kemana?"

"Okey. Gue tau kalau gue salah. Gue minta maaf!"

"Paku kalau ditancepin ke kayu terus dicabut, masih ada bekasnya. Samakayak sakit di hati gue. Emangnya kalau loe minta maaf, sakit dihati gue bisahilang? Nggak kan? So, percuma tau nggak." kata (nama kamu) lalumenghempaskan tangan Bisma.

Belum sempat (nama kamu) sampai ditangga paling atas, Bisma berteriak,"OKEY. Gue tau kalau gue SALAH. Bahkan gue nggak bisa ngehapus LUKA dihati loe. GUE NGGAK TAU HARUS DENGAN CARA APA NGEHAPUS LUKA ITU. ATAU MUNGKINDENGAN CARA GUE NYEBUR KE DANAU INI?"

(nama kamu) menghentikan langkahnya. Kemudian berbalik. Matanya membola ketikamelihat Bisma berjalan menuju pagar yang membatasi daratan dan danau. Sesegeramungkin dia berlari.

"HEH! Loe gila ya? Turun nggak?" kata (nama kamu) sambil menariktangan Bisma. Apa daya tenaganya tak sekuat Bisma.

"BISMA, GUE BILANG TURUN!" teriak (nama kamu) karena Bisma tidaksegera turun.

"Buat apa gue turun, kalau loe nggak maafin gue?" tanya Bisma dingin.Rambutnya berlari kesana kemari terkena angin.

"Iya, iya, gue maafin. Sekarang loe turun!"

"Nggak. Loe maafinnya nggak ikhlas"

"Gue ikhlas, Bismaaa.."

"Bohong!"

(nama kamu) meniup pelan poninya. "Terserah kalau loe nggak percaya samague. Gue itu nggak benci sama loe. Cuman gue nggak suka sama sikap loe. Guesalah apa coba?"

"Cium dulu, baru mau turun"

"Heh? Loe tu gila ya. Emang loe siapanya gue?"

Bisma menuruni pagar dengan muka kesal. "Loe itu kenapa sih, (nama kamu)..Nggak PEKA sama gue"

(nama kamu) nampak bingung. Sebenarnya, Bisma ini kenapa?
Kemudian dia mengetahui apa yang Bisma maksud. "Gimana gue mau peka? Caraloe aneh tau nggak.. Biasanya orang suka itu kasih perhatian. Nah loe?"

"Kasih perhatian udah biasa kali. Gue suka-nya emang yang aneh-aneh kok.So, sekarang loe tau kan kalau gue suka sama loe. Loe suka nggak samague?"

"Loe itu bener-bener orang aneh yang gue temuin. Kemarin loe bikin guekesal. Sekarang loe bikin gue bingung"

"Bingung kenapa coba? Tinggal bilang YA atau TIDAK, tapi nggak ada pilihatBISA JADI loh ya"

"Beri gue waktu.."

"Okey! Gue beri loe waktu 2 hari 3 jam dari sekarang."

"Tuh kan! Dasar emang loe-nya yang aneh. Biasanya orang ngasih waktu ituyang genap. Kalau loe mah kenapa nanggung gitu?"

"Suka-suka. Wle~
Udah masuk nih. Mending masuk yuk, Ay!" ucap Bisma kemudian merangkul bahu(nama kamu).

"Ay? Apa'an? Nama gue (nama kamu) bukan Ay" protes (nama kamu) sambilmencoba melepaskan rangkulan Bisma. Tapi, itu semua nihil. Yang ada malahrambut (nama kamu) jadi berantakan. Alhasil, mereka berjalan seperti layaknyaorang pacaran.

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar